BUMDes Srikandi akan dijadikan ujung tombak di bidang pengembangan perekonomian desa. Dan tentu ini perlu didukung oleh semua kalangan.

Minggu pagi tanggal 18 Agustus 2019 Pasar Kambingan Desa Tunggangri didatangi pasukan pink. Mereka membawa secarik kertas dengan pena di tangan. Mereka menyebar di setiap sudut pasar langsung menuju ke para penjual.

Tim Pink BUMDes Srikandi Desa Tunggangri. Dok. M. Khoiruddin

Melihat hal itu sejenak para pedagang saling berbisik dan bertanya. “Ada apa?”. Namun, rasa penasaran itu segera terjawab setelah pasukan pink menjelaskan maksud dan tujuan mereka.

Pasukan  berseragam kaos pink yang semuanya masih muda tersebut tidak lain adalah tim BUMDes Srikandi Desa Tunggangri yang dibentuk untuk mendata dan menghitung jumlah pedagang yang membuka lapak di area Pasar Kambingan Desa Tunggangri. Dengan berbekal blangko berisi kolom: nama, alamat, jenis dagangan, nomor HP, dan lama berdagang mereka mencari informasi tentang profil para penjual.

Hasil dari pergerakannya tersebut sementara didapatkan data sebanyak 158 pedagang. “ini belum semua, sebab ketika pergerakan kami belum selesai, beberapa sudah ada yang pulang” kata Ahmad Roykhan, salah seorang dari tim.

Dok. Adib Habibi

Pendataan ini  dinilai sangat penting. Sebab, bagaimanapun Pasar Kambingan termasuk aset desa yang bisa menjadi sumber dana jalur Pendapatan Asli Desa. Adapun yang memiliki hak mengelolanya adalah lembaga desa yang bergerak dibidang  pengembangan usaha yakni, BUMDes.

 

Melalui pendataan ini, BUMDes menjadi tahu berapa jumlah penjual yang membuka lapak di Pasar Kambingan. Tidak hanya itu, barang dagangan yang diperjualbelikan juga dapat diketahui. Dengan demikian, para pedagang di pasar akan lebih mudah dikontrol. Terutama untuk penarikan retribusi, tentu juga akan menjadi lebih maksimal.

“Dari pendataan ini akan bisa dijadikan data awal untuk memaksimalkan retribusi,” Kata Adib Habibi, Ketua BUMDes Srikandi Desa Tunggangri.

Selama ini pendataan memang belum bisa berjalan dengan baik, sebab para pedagang yang datang dan pergi masih bebas dan belum memakai sistem perizinan yang layak. Melihat hal ini, Sekretaris Desa Tunggangri, Misbachul Choiri berkomentar, “Dalam waktu dekat akan diadakan renovasi pasar dan di sana didirikan kantor BUMDes Srikandi. Dengan berdirinya kantor ini, maka nanti setiap orang yang mau jualan harus mendaftarkan diri terlebih dulu untuk mendapatkan surat izin atau kartu pedagang dari BUMDes Srikandi.”

Memang jika dilihat dari kondisi yang ada, Desa Tunggangri sedang bergerak menuju pembangunan. Tata kelola di bidang apa pun sedang ditertibkan. Termasuk BUMDes Srikandi akan dijadikan ujung tombak di bidang pengembangan perekonomian desa beserta masyarakatnya. Dan tentu ini perlu didukung oleh semua kalangan. (Admin)

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?