DESA Tunggangri

Tunggangri merupakan salah satu dari 17 desa di Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Jarak desa ini dari pusat kota kabupaten 20 kilo meter, arah sebelah tenggara. Desa ini dilintasi bentangan jalan utama kabupaten menuju daerah pegunungan selatan Jawa. Karena lintasan jalan ini, diperempatan jalan ujung perbatasan desa bagian utara (perempatan Kambingan) ada pasar tempat penjualan hasil panen warga, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan dapur (sayur, lauk, bumbu, makanan jadi, dll) yang sudah ramai pada pukul 02:00 dini hari sampai 09:00 pagi. Di pinggir jalan kabupaten itu juga berdiri sekolah-sekolah mulai dari jenjang paling rendah sampai tingkat Madrasah Aliyah dan SMK Islam. Bahkan dulu sempat ada cabang dari salah satu perguruan tinggi Islam dari Kabupaten Jombang, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Wilayah Desa Tunggangri terletak pada wilayah dataran rendah. Luas Desa ini 235,041 hektar. 102, 94 hektar dijadikan pemukiman dan pekarangan, sedangkan 132, 47 menjadi lahan pertanian.  Dari perbandingan luas itu sudah dapat dilihat bahwa mata pencarian mayoritas masyarakat Desa Tunggangri adalah bertani. Ada tiga sungai besar yang melintas di Desa Tunggangri. Dua dari sungai itu berfungsi sebagai pengairan sawah sehingga bisa panen padi dua kali dalam satu tahun. Adapun pusat pemerintahan Desa Tunggangri beralamatkan di Kantor Desa Tunggangri, Dusun Krajan Desa Tunggangri Rt. 002 Rw. 004. Kantor Desa menempati areal lahan seluas 560 m2. Di dalamnya ada Kantor Kepala Desa, Kantor Sekretariat Desa, Kantor PKK, Kantor BPD, Kantor LPM, Ruang Perpustakaan Srikandi dan Karangtaruna, dan ruang kelas untuk PAUD Mutiara Hati I. Jumlah penduduk Desa Tunggangri mutakhir adalah 2.956. Tingkat pertumbuhan penduduk  selama 6 (enam) tahun terakhir rata-rata 8 %, dengan tingkat kepadatan sebesar 13 jiwa/km2. Seluruh penduduk tersebut tersebar di tiga dusun (Dusun Krajan, Dusun Ngrawan, Dusun Bangunsari) degan jumlah RW ada 10 dan RT ada 21.

Sejarah

Dalam sejarah, Tunggangri berasal dari dua kata, yaitu tunggak dan duri. Tunggak berarti bekas tebangan kayu dan kayu tersebut berduri, duri adalah lancip dapt diartikan bekas potongan kayu yang berduri (klampis, bambu berduri, ori dan cangkring) ada salah satu kayu yang digunakan untuk bersemedi atau bertama. Dalam hal ini bertapa mencari jati diri, ketenangan jiwa dan raga utuk mendapatkan kesaktian semata. Dahulu, wilayah ini temasuk dalam kekuasaan kerajaan Dhoho Prabu Joyoboyo dan selanjutnya ada kerajaan bawahan yang bernama kadipaten Blitar atau Aryoblitar pada kekuasaan Mpu Gandring, mereka kalah dengan Prabu Joyoboyo dan pada akhirnya menjadi wilayh kekuasaan kerajaan Kediri. Prabu Joyboyo di wilayah kediri pada suatu hari ada beberapa pengembar dari beberapa keraaan bawahan dari Majapahit, Mataram, Solo, Yogyakarta dan beberapa daerah lain seperti Ponorogo, Kediri dan beberapa dari kerajaan Dhoho Kediri, yaiu Ki Selowiduro (Plaku Doro) dan Nyi Gadung Melati, sapai saat ini peninggalan beliau masih ada berupa Dayangan Gadung Melati, sekitar tahun 1616 perkiraanna. Wilayah Tunggangri dulunya adalah hutan , duri, cangkring, klampis, bambu duri dan pohon pong. Aada suatu batas penghalang untuk menuju ke eilayah lain, adalah terhambatnya sungai, pada akhirnya sungai tersebut ditimbun menggunakan ranting-ranting berduri. Akhirnya tumpukan ranting berduri tersebut menjadi satu-satunya jalan untuk menuju ke selatan. Karena jalan ini adalah berjalan di atas duri maka para sesepuh mengartikannya Tumpak Eri yang pada akhirnya mejadi Tumpak dan Eri (tunggang dan duri) atu Tunggangri.

Wilayah Ngrawang dulunya adalah rowo, karena ada aliran sungai yang mengalir pada wilayah tersebut maka wilayah tersebut dinamakan Ngrawan.

Wilyah Cangeb dulunya dalah tanah babd dari Tumenggung Joyoningrat dari Mataram pada waktu dulu ada suatu kearau panjang, aliran sungai dari Rowogebang yang wilayah tersebut tidak mendapatkan aliran sungai berselisih paham, gaduh dan kemudian ada seseorang sholeh. Mereka berunding dengan Tumenggung minta petunjuk kepada wali tersebut, pada akhirnya susah diamalkan. Selanjutnya sang wali menancapkan tongkatnya sambil mengatakan ojo boho nyongob wae sehingga spontn wali tersebut wilayah ini adalah Clongob (clangab). Pada  tahun 1973 ada kepala desa seorang militer dari Karem Madiun  yaitu Syamsul Bukhori, mereka diutus oleh bupati kepala daerah tingkat II Tulungagung untuk menjadi kepala desa tunggangri dan pada saat ini lah dusun Clangab dibangun menjadi dusun Bangunsari.

Di antara tokoh waktu itu adalah Kromo Dindo dari Ponorogo, dimakamkan di daerah Manggis Ngancar Kediri; Ki Citro Menggolo Raden Ngabei berasal dari Ponorogo dimakamkan di Jepun Tulungagung di tengah perumahan Jepun Permai; Jontani atau Irontani berasal dari Ponorogo di makamkan di pemakaman umum desa Tunggangri; Ronontiko Dyojodiningrat berasal dari mataram jga di makamkan di pemkaman umum desa TunggangriMbah Jenggot dan Tumenggung Joyodiningrat yang berasal dari mataram dimakamkan di pemakaman umum desa Tunggangri. Orang-orang itu lah yang termesuk pendiri wilayah Tunggangri, Ngrawan dann Clangab serta Bangunsari.

Wilayah Desa

0
Dusun
0
Rukun warga
0
Rukun tetangga
Wilayah Dusun
Batas Wilayah

Visi & Misi

Membangun Masyarakat Cerdas, Berkualitas dan Sejahtera Menuju Kemakmuran Masyarakat yang Adil dan Merata
  1. Mewujudkan masyarakat desa dapat mengenyam pendidikan formal maupun informal;
  2. Mewujudkan kehidupan masyarakat desa yang semakin baik, sehingga memiliki nilai jual terhadap cipta, rasa dan karsanya;
  3. Mewujudkan kehidupan masyarakat desa semakin baik;
  4. Mewujudkan rasa keadilan masyarakat dalam kerangka pelayanan masyarakat yang lebih baik;
  5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang dapat dirasakan oleh masyarakat desa tanpa memandang kepentingan politik, SARA dan antar golongan.

Perangkat Desa

Aparat desa Tulungagung periode 2016-2022

SRI LAILATIN

KEPALA DESA

MISBACHUL CHOIRI

SEKRETARIS DESA

MAHMUD ASHARI

KAUR KEUANGAN

YULIATIN

KAUR TATA USAHA DAN UMUM

SULADI

KAUR PERENCANAAN

MURLAN

KASI PEMERINTAHAN

IMAM MAHDI

KASI PELAYANAN DAN KEMASYARAKATAN

ALI MACHSUN

STAF PELAYANAN DAN KEMASYARAKATAN

SUKADJI

KEPALA KEWILAYAHAN KRAJAN

ASKOR

KEPALA KEWILAYAHAN NGRAWAN

AHMAD BASTOMI

KEPALA KEWILAYAHAN BANGUNSARI

ADIB HASANI

OPERATOR SID

PUTRI DAMAYANTI

OPERATOR SISKEUDES

Ingin tahu statistik desa?

Semua data statistik tentang desa