Ramadhan sudah menapaki minggu akhir. Terhitung pada hari ini tanggal 1 Juni 2019 masyarakat menjalankan ibadah puasa yang ke 27. Sudah menjadi tradisi di akhir bulan Ramadhan seperti ini, masyarakat Desa Tunggangri berbondong ke makam sanak keluarganuya untuk “geren” (Ziarah makam). Dulu “geren” dilaksanakan sendiri-sendiri. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir, tradisi “geren” dikoordinir oleh Pemerintah Desa untuk dilaksanakan bersama, agar lebih serempak dan kompak.

Acara ini sederhana, namun mampu menciptakan suasana guyup rukun. Acara dimulai dari pembukaan dan tausiyah yang di handel langsung oleh Mbah Modin. “Kita sedaya perlu ngeling-ngeling bileh kita bakal nyusul keluarga kita dumateng zaman kelanggengan, mula sangka niku, mangga kita sami kuat gundelan dumateng agami kersane saget slamet baik di dunia maupun akhirat”, begitu dawuh Mbah Modin Ali Machsun dalam tausiahnya.

Setelah tausiyah cukup, Mbah Modin lanjut memimpin pembacaan Surat Yasin dan Tahlil. Kemudian untuk bagian doa, Mbah Modin menyerahkannya kepada tokoh agama perwakilan dari masing-masing dusun (Krajan, Ngrawan Bangunsari). Setelah doa selesai, acara ditutup dengan bershalawat.

Terasa suasana begitu khidmad. Setelah acara tahlil akbar selesai, sebagian warga ada yang langsung pulang, ada juga yang masih berkunjung ke beberapa makam keluarganya untuk menabur bunga dan berdoa…

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?